Awal Mula Ide Soilrium
Ide pembuatan Soilrium sudah bermula sejak awal tahun 2011. Ide ini muncul atas dorongan penyelenggaraan (PKM) Program Kreativitas Mahasiswa yang rutin dilaksanakan oleh Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi). Saat itu Andre Dani Mawardhi, mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Instut Pertanian Bogor berusaha keras mencari gagasan agar dapat dilombakan dalam ajang tersebut. Andre melihat bahwa selama ini orang-orang hanya mengetahui bahwa tanah itu bukan seperti entitas kehidupan. Maka ia mencoba untuk mengubah persepsi masyarakat akan hal tersebut bahwa di dalam tanah tersimpan suatu kehidupan yang menarik untuk diamati yaitu ekosistem tanah. Hingga timbulah ide untuk memelihara cacing di dalam wadah kaca yang bernama Soilrium.
Kemudian setelah mendapatkan kesempatan melalui proposal PKM yang didanai oleh Dikti tahun ini Andre bersama teman-teman lain yaitu Sri Indahyani, Nurul Fitrianis Naini, dan Dwi Septiana Mayasari di bawah bimbingan dosen Dept ITSL Dr. Ir. Rahayu Widyastuti, M.Sc. berjuang untuk merealisasikan ide tersebut. Yang lebih penting bukanlah sekedar membuat Soilrium saja namun memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya ekosistem tanah.
Apa itu Soilrium?
Soilrium adalah wadah kaca yang berisi tanah. Di dalamnya juga terdapat fauna dan flora tanah. Soilrium merupakan media pembelajaran kehidupan di dalam tanah. Interaksi antara organisme tanah di dalam Soilrium mempengaruhi tanah yang menjadi ekosistemnya. Misalnya, cacing mampu membentuk saluran-saluran (biopori) yang dapat dilihat pada sisi-sisi kacanya. Pengamatan organisme tanah selama ini hanya dalam skala lapang dan laboratorium. Tentunya hal ini menyulitkan bagi masyarakat umum. Hadirnya Soilrium tentunya menjadi alat yang inovatif bagi masyarakat umum dalam identifikasi organisme tanah yang bahkan bisa dilakukan di rumah masing-masing.
Mengapa Soilrium?
Bagi kebanyakan orang, tanah adalah hal yang berkaitan erat di dalam keseharian. Fungsinya bisa sebagai pondasi bangunan, media bercocok tanam, dasar pembangunan jalan, dan sebagainya. Namun tidak sedikit pula yang kurang menyadari kegunaan tanah bagi kehidupan. Padahal, di samping kegunaan tadi, tanah juga mampu menyimpan air untuk kebutuhan sehari-hari, menyimpan bahan-bahan tambang yang bernilai ekonomi, bahkan mampu juga mendegradasi, membuffer, dan mendetoksifikasi racun-racun dan polusi.
Di dalam tanah sendiri apabila kita lihat lebih dekat, menyimpan suatu kehidupan yang kadang luput dari pandangan manusia. Ada banyak hewan-hewan yang bersarang di dalamnya misalnya cacing, semut, dan rayap. Begitu pula akar-akar tanaman dan jamur berperan dalam ekosistem tersebut. Terdapat pula bakteri-bakteri yang memiliki andil dalam pembentukan dan perkembangan tanah.
Sayangnya, untuk mengamati hal tersebut selama ini kita harus melakukannya di lapang ataupun skala laboratorium. Tentunya ini akan menyulitkan bagi sebagian orang. Di sisi lain, masih banyak pula orang yang belum menyadari akan pentingnya biota tanah yang telah disebutkan di atas bagi kehidupan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Contoh penting adalah beberapa orang sering takut dan jijik pada cacing. Padahal cacing mampu menyuburkan tanah dan menggemburkannya sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik. Bagi manusia, tanah yang gembur berarti air dapat meresap masuk sehingga akan berdampak pencegahan banjir.
Begitu penting bukan kehidupan dalam TANAH :)
Hadirnya Soilrium diharapkan menjadi alat yang inovatif sebagai media pembelajaran kehidupan dalam tanah bagi semua orang. Dapat dibuat oleh semua orang dan diamati oleh semua orang
